Rabu, 16 Desember 2015

Dongeng Timun Mas

Dongeng Timun Mas

Narasi Rakyat Jawa Tengah 

Pada zaman dulu, hiduplah sepasang suami istri petani. Mereka tinggal di suatu desa di dekat rimba. Mereka hidup bahagia. Sayangnya mereka belum saja dikaruniai seseorang anak juga. 

Sehari-hari mereka berdoa pada Yang Maha Kuasa. Mereka berdoa supaya selekasnya di beri seseorang anak. Satu hari seseorang raksasa melalui rumah mereka. Raksasa itu mendengar doa suami istri itu. Raksasa itu lalu berikan mereka biji mentimun. 

“Tanamlah biji ini. Kelak kau bakal memperoleh seseorang anak wanita, ” kata Raksasa. “Terima kasih, Raksasa, ” kata suami istri itu. “Tapi ada prasyaratnya. Pada umur 17 th. anak itu mesti kalian serahkan padaku, ” sahut Raksasa. Suami istri itu sangatlah merindukan seseorang anak. Karenanya tanpa ada memikirkan panjang mereka sepakat. 

Suami istri petani itu lalu menanam biji-biji mentimun itu. Sehari-hari mereka menjaga tanaman yang mulai berkembang itu dengan sebaik-baiknya. Berbulan-bulan lalu tumbuhlah suatu mentimun berwarna keemasan. 

Buah mentimun itu makin lama makin besar serta berat. Saat buah itu masak, mereka memetiknya. Dengan hati-hati mereka memotong buah itu. Begitu terkejutnya mereka, didalam buah itu mereka temukan bayi wanita yang sangatlah cantik. Suami istri itu sangatlah bahagia. Mereka berikan nama bayi itu Timun Mas. 

Th. untuk th. berlalu. Timun Mas tumbuh jadi gadis yang cantik. Ke-2 orang tuanya sangatlah bangga padanya. Namun mereka jadi sangatlah takut. Lantaran pada lagi th. Timun Mas yang ke-17, sang raksasa datang kembali. Raksasa itu menangih janji untuk mengambil Timun Mas. 

Petani itu coba tenang. “Tunggulah sebentar. Timun Mas tengah bermain. Istriku bakal memanggilnya, ” tuturnya. Petani itu selekasnya menjumpai anaknya. “Anakkku, ambil ini, ” tuturnya sembari menyerahkan suatu kantung kain. “Ini bakal menolongmu melawan Raksasa. Saat ini larilah secepat-cepatnya, ” tuturnya. Jadi Timun Mas juga selekasnya melarikan diri. 

Suami istri itu sedih atas kepergian Timun Mas. Namun mereka tak ikhlas bila anaknya jadi santapan Raksasa. Raksasa menanti cukup lama. Ia jadi tidak sabar. Ia paham, sudah dibohongi suami istri itu. Lantas ia juga menghancurkan pondok petani itu. Lantas ia menguber Timun Mas ke rimba. 

Raksasa selekasnya lari menguber Timun Mas. Raksasa makin dekat. Timun Mas selekasnya mengambil segenggam garam dari kantung kainnya. Lantas garam itu ditaburkan ke arah Raksasa. Mendadak suatu laut yang luas juga terhampar. Raksasa sangat terpaksa berenang dengan sulit payah. 

Timun Mas lari lagi. Namun lalu Raksasa nyaris sukses menyusulnya. Timun Mas kembali mengambil benda ajaib dari kantungnya. Ia mengambil segenggam cabai. Cabai itu dilemparnya ke arah raksasa. Saat itu juga pohon dengan ranting serta duri yang tajam memerangkap Raksasa. Raksasa berteriak kesakitan. Sesaat Timun Mas lari menyelamatkan diri. 

Namun Raksasa sungguh kuat. Ia lagi-lagi nyaris menangkap Timun Mas. Jadi Timun Mas juga keluarkan benda ajaib ketiga. Ia menyebarkan biji-biji mentimun ajaib. Saat itu juga tumbuhlah kebun mentimun yang sangatlah luas. Raksasa sangatlah letih serta kelaparan. Ia juga makan mentimun-mentimun yang fresh itu dengan lahap. Lantaran terlampau banyak makan, Raksasa tertidur. 

Timun Mas kembali melarikan diri. Ia lari sekuat tenaga. Namun lama kelamaan tenaganya habis. Lebih celaka lagi lantaran Raksasa terbangun dari tidurnya. Raksasa lagi-lagi nyaris menangkapnya. Timun Mas sangatlah ketakutan. Ia juga melemparkan senjatanya yang paling akhir, segenggam terasi udang. Lagi-lagi berlangsung keajaiban. Suatu danau lumpur yang luas terhampar. Raksasa terjerembab ke dalamnya. Tangannya nyaris meraih Timun Mas. Namun danau lumpur itu menariknya ke basic. Raksasa cemas. Ia tidak dapat bernapas, lantas terbenam. 

Timun Mas lega. Ia sudah selamat. Timun Mas juga kembali pada rumah orang tuanya. Bapak serta Ibu Timun Mas suka sekali lihat Timun Mas selamat. Mereka menyambutnya. “Terima Kasih, Tuhan. Kau sudah menyelamatkan anakku, ” kata mereka senang. 

Mulai sejak waktu itu Timun Mas bisa hidup tenang berbarengan orang tuanya. Mereka bisa hidup bahagia tanpa ada ketakutan lagi.Dongeng Timun Mas
Cerita Sipitung

Cerita Sipitung

Pitung yaitu satu diantara pendekar orang asli Indonesia datang dari daerah betawi yang datang dari kampung Rawabelong Jakarta Barat. Pitung dididik oleh ke-2 orang tuanya mengharapkan jadi orang saleh patuh agama. Ayahnya Bang Piun serta Ibunya Mpok Pinah menitipkan Si Pitung untuk belajar mengaji serta pelajari bhs Arab pada Haji Naipin. 
Sesudah dewasa Si Pitung lakukan gerakan berbarengan rekan-temannya lantaran ia tak tega lihat rakyat-rakyat yang miskin. Karenanya ia bergerilya untuk merampas serta merampok harta-harta orang-orang yang hasil rampasannya ini diberikan pada rakyat miskin yang memerlukannya. 
Diluar itu Pitung sukai membela kebenaran di mana bila bersua dengan beberapa perampas untuk kebutuhannya sendiri jadi sama Si Pitung bakal dilawan serta dari seluruhnya lawannya Pitung senantiasa unggul. 
Gerakan Pitung makin meluar serta pada akhirnya kompeni Belanda yang waktu itu memegang kekuasan di negeri Indonesia bertindak pada Si Pitung. Pemimpin polisi Belanda mengerahkan pasukannya untuk menangkap Si Pitung, tetapi berulang-kali serangan itu tak membuahkan apa-apa. Pitung senantiasa lolos serta tak gampang untuk di tangkap oleh pasukan Belanda. Ditambah-tambah Si Pitung memiliki pengetahuan kebal pada senjata tajam serta sejata api. 
Kompeni Belanda juga tak kehilangan akal, pemimpin pasukan Belanda mencari guru Si Pitung yakni Haji Naipin. Disandera serta ditodongkan sejata ke arah Haji Naipin supaya memberi langkah melemahkan kesaktian Si Pitung, pada akhirnya Haji Naipin menyerah serta memberi tahu kekurangan-kelemahan Si Pitung. 
Disuatu waktu, Belanda tahu kehadiran Si Pitung serta segera menyergap serta menyerang dengan cara mendadak. Pitung mengadakan perlawan, serta pada akhirnya Si Pitung tewas lantaran kompeni Belanda sudah tahu kekurangan Si Pitung dari gurunya Haji Naipin.

Cerita Sipitung
SANGKURIANG

SANGKURIANG

Narasi Rakyat Jawa Barat 

Pada masa dulu, di Jawa Barat hiduplah seseorang putri raja yang bernama Dayang Sumbi. Ia memiliki seseorang anak laki-laki yang bernama Sangkuriang. Anak itu sangatlah suka berburu didalam rimba. Tiap-tiap berburu, dia senantiasa ditemani oleh seekor anjing kesayangannya yang bernama Tumang. Tumang sesungguhnya yaitu titisan dewa, serta ayah kandung Sangkuriang, namun Sangkuriang tidak paham hal semacam itu serta ibunya memanglah berniat merahasiakannya. 

Disuatu hari, seperti umumnya Sangkuriang pergi ke rimba untuk berburu. Sesudah sesampainya di rimba, Sangkuriang mulai mencari buruan. Dia lihat ada seekor burung yang tengah bertengger di dahan, lantas tanpa ada memikirkan panjang Sangkuriang segera menembaknya, serta pas tentang tujuan. Sangkuriang lantas memerintah Tumang untuk menguber buruannya tadi, namun si Tumang diam saja serta tidak ingin ikuti perintah Sangkuriang. Lantaran sangatlah kesal pada Tumang, jadi Sangkuriang lantas mengusir Tumang serta tak diperbolehkan pulang ke rumah bersamanya lagi. 

Sesampainya dirumah, Sangkuriang menceritakan peristiwa itu pada ibunya. Demikian mendengar narasi dari anaknya, Dayang Sumbi sangatlah geram. Diambilnya sendok nasi, serta dipukulkan ke kepala Sangkuriang. Lantaran terasa kecewa dengan perlakuan ibunya, jadi Sangkuriang mengambil keputusan untuk pergi mengembara, serta meninggalkan tempat tinggalnya. 

Sesudah peristiwa itu, Dayang Sumbi sangatlah menyesali tindakannya. Ia berdoa sehari-hari, serta meminta supaya satu hari bisa bersua dengan anaknya kembali. Lantaran kesungguhan dari doa Dayang Sumbi itu, jadi Dewa memberikannya suatu hadiah berbentuk kecantikan kekal serta umur muda selama-lamanya. 

Sesudah bertahun-tahun lamanya Sangkuriang mengembara, pada akhirnya ia punya niat untuk pulang ke kampung halamannya. Sesampainya disana, dia sangatlah terperanjat sekali, lantaran kampung halamannya telah beralih keseluruhan. Rasa suka Sangkuriang itu jadi tambah saat waktu di dalam jalan bersua dengan seseorang wanita yang sangatlah cantik jelita, yg tidak lain yaitu Dayang Sumbi. Lantaran kagum dengan kecantikan wanita itu, jadi Sangkuriang segera melamarnya. Pada akhirnya lamaran Sangkuriang di terima oleh Dayang Sumbi, serta setuju bakal menikah di saat dekat. Disuatu hari, Sangkuriang meminta ijin calon istrinya untuk berburu di hatan. Saat sebelum pergi, ia meminta Dayang Sumbi untuk mengencangkan serta membereskan ikat kapalanya. Alangkah terkejutnya Dayang Sumbi, lantaran ketika dia membereskan ikat kepala Sangkuriang, Ia lihat ada sisa luka. Sisa luka itu serupa dengan sisa luka anaknya. Sesudah ajukan pertanyaan pada Sangkuriang perihal pemicu lukanya itu, Dayang Sumbi jadi tambah tekejut, lantaran nyatanya benar bahwa calon suaminya itu yaitu anaknya sendiri. 

Dayang Sumbi sangatlah bingung sekali, lantaran dia mustahil menikah dengan anaknya sendiri. Sesudah Sangkuriang pulang berburu, Dayang Sumbi coba bicara pada Sangkuriang, agar Sangkuriang membatalkan gagasan pernikahan mereka. Keinginan Dayang Sumbi itu tak di setujui Sangkuriang, serta cuma dikira angin lantas saja. 

Sehari-hari Dayang Sumbi memikirkan bagaimana caranya supaya pernikahan mereka tak pernah berlangsung. Sesudah memutar otak, pada akhirnya Dayang Sumbi temukan langkah paling baik. Dia ajukan dua buah prasyarat pada Sangkuriang. Jika Sangkuriang bisa penuhi ke-2 prasyarat itu, jadi Dayang Sumbi ingin jadikan istri, namun demikian sebaliknya bila tidak berhasil jadi pernikahan itu bakal dibatalkan. Prasyarat yang pertama Dayang Sumbi mau agar sungai Citarum dibendung. Serta yang ke-2 yaitu, meminta Sangkuriang untuk bikin sampan yang sangatlah besar untuk menyeberang sungai. Ke-2 prasyarat itu mesti diselesai saat sebelum fajar menyingsing. 

Sangkuriang menyanggupi ke-2 keinginan Dayang Sumbi itu, serta berjanji bakal merampungkannya saat sebelum fajar menyingsing. Dengan kesaktian yang dipunyainya, Sangkuriang lantas mengerahkan rekan-temannya dari bangsa jin untuk menolong merampungkan tugasnya itu. Diam-diam, Dayang Sumbi mengintip hasil kerja dari Sangkuriang. Begitu terkejutnya dia, lantaran Sangkuriang nyaris menyelesaiklan seluruhnya prasyarat yang didapatkan Dayang Sumbi saat sebelum fajar. 

Dayang Sumbi lantas meminta pertolongan orang-orang seputar untuk mengadakan kain sutera berwarna merah di samping timur kota. Saat lihat warna memerah di timur kota, Sangkuriang menduga bila hari telah mendekati pagi. Sangkuriang segera hentikan pekerjaannya serta terasa tidak bisa penuhi prasyarat yang sudah diserahkan oleh Dayang Sumbi. 

Dengan rasa kesal serta kecewa, Sangkuriang lantas menjebol bendungan yang sudah dibuatnya sendiri. Lantaran jebolnya bendungan itu, jadi terjadi banjir serta semua kota terendam air. Sangkuriang juga menendang sampan besar yang sudah dibuatnya. Sampan itu melayang serta jatuh tertelungkup, lantas jadi suatu gunung yang bernama Tangkuban Perahu.
Cerita Roro Jonggrang

Cerita Roro Jonggrang

Alkisah pada zaman jaman dulu, berdiri suatu kerajaan yang sangatlah besar yang bernama Prambanan. Rakyat Prambanan sangatlah damai serta makmur dibawah kepemimpinan raja yang bernama Prabu Baka. Kerajaan-kerajaan kecil di lokasi seputar Prambanan juga sangatlah tunduk serta menghormati kepemimpinan Prabu Baka. 

Disamping itu di lain tempat, ada satu kerajaan yang tidak kalah besarnya dengan kerajaan Prambanan, yaitu kerajaan Pengging. Kerajaan itu populer sangatlah arogan serta mau senantiasa memperluas lokasi kekuasaanya. Kerajaan Pengging memiliki seseorang ksatria sakti yang bernama Bondowoso. Dia memiliki senjata sakti yang bernama Bandung, hingga Bondowoso populer dengan sebutan Bandung Bondowoso. Terkecuali memiliki senjata yang sakti, Bandung Bondowoso juga memiliki bala tentara berbentuk Jin. Bala tentara itu yang dipakai Bandung Bondowoso untuk membantunya untuk menyerang kerajaan lain serta penuhi semua hasratnya. 

Sampai Satu saat, Raja Pengging yang arogan memanggil Bandung Bondowoso. Raja Pengging itu lalu memerintahkan Bandung Bondowoso untuk menyerang Kerajaan Prambanan. Esok harinya Bandung Bondowoso memanggil balatentaranya yang berbentuk Jin untuk berkumpul, serta segera pergi ke Kerajaan Prambanan. 

Setibanya di Prambanan, mereka segera menyerbu masuk ke istana Prambanan. Prabu Baka serta pasukannya kalang kabut, lantaran mereka kurang persiapan. Pada akhirnya Bandung Bondowoso sukses menempati Kerajaan Prambanan, serta Prabu Baka tewas lantaran terserang senjata Bandung Bondowoso. 

Kemenangan Bandung Bondowoso serta pasukannya disambut senang oleh Raja Pengging. Lalu Raja Pengging juga mengamanatkan Bandung Bondowoso untuk tempati Istana Prambanan serta mengatur semua berisi, termasuk juga keluarga Prabu Baka. 

Ketika Bandung Bondowoso tinggal di Istana Kerajaan Prambanan, dia lihat seseorang wanita yang sangatlah cantik jelita. Wanita itu yaitu Roro Jonggrang, putri dari Prabu Baka. Waktu lihat Roro Jonggrang, Bandung Bondowoso mulai jatuh hati. Dengan tanpa ada memikirkan panjang lagi, Bandung Bondowoso segera memanggil serta melamar Roro Jonggrang. 

“Wahai Roro Jonggrang, bersediakah kalau dikau jadi permaisuriku? ”, Bertanya Bandung Bondowoso pada Roro Jonggrang. 

Mendengar pertanyaan dari Bandung Bondowoso itu, Roro Jonggrang cuma terdiam serta terlihat bingung. Sesungguhnya dia sangatlah membenci Bandung Bondowoso, lantaran sudah membunuh ayahnya yang sangatlah dicintainya. Namun di segi lain, Roro Jonggrang terasa takut menampik lamaran Bandung Bondowoso. Pada akhirnya sesudah berpikir sesaat, Roro Jonggrang juga temukan satu langkah agar Bandung Bondowoso tak jadi menikahinya. 

“Baiklah, saya terima lamaranmu. Namun sesudah anda penuhi satu prasyarat dariku”, jawab Roro Jonggrang. 

“Apakah prasyaratmu itu Roro Jonggrang? ”, Bertanya Bandung Bandawasa. 

“Buatkan saya seribu candi serta dua buah sumur kurun waktu satu malam”, Jawab Roro Jonggrang. 

Mendengar prasyarat yang diserahkan Roro Jonggrang itu, Bandung Bondowoso juga segera menyepakatinya. Dia terasa bahwa itu yaitu prasyarat yang sangatlah gampang baginya, lantaran Bandung Bondowoso memiliki balatentara Jin yang sangatlah banyak. 

Saat malam harinya, Bandung Bandawasa mulai menghimpun balatentaranya. Kurun waktu dalam waktu relatif cepat, balatentara yang berbentuk Jin itu datang. Sesudah mendengar perintah dari Bandung Bondowoso, beberapa balatentara itu segera bangun candi serta sumur dengan amat cepat. 

Roro Jonggrang yang melihat pembangunan candi mulai gelisah serta ketakutan, lantaran dalam dua per tiga malam, tinggal tiga buah candi serta suatu sumur saja yang belum mereka kerjakan. 

Roro Jonggrang lalu memutar otak, mencari langkah agar Bandung Bondowoso tidak bisa penuhi kriterianya. 

Sesudah memutar otak, Roro Jonggrang pada akhirnya temukan jalan keluar. Dia bakal bikin situasi jadi seperti pagi, hingga beberapa Jin itu hentikan pembuatan candi. 

Roro Jonggrang selekasnya memanggil seluruhnya dayang-dayang yang ada di istana. Dayang-dayang itu di beri pekerjaan Roro Jonggrang untuk membakar jerami, membunyikan lesung, dan menaburkan bunga yang berbau semerbak mewangi. 

Mendengar perintah dari Roro Jonggrang, dayang-dayang selekasnya membakar jerami. Selang beberapa saat langit terlihat kemerah merahan, serta lesung juga mulai dibunyikan. Bau harum bunga yang disebar mulai tercium, serta ayam juga mulai berkokok. 

Lihat langit memerah, bunyi lesung, serta bau harumnya bunga itu, jadi balatentara Bandung Bondowoso mulai pergi meninggalkan pekerjaannya. Mereka pikir hari telah mulai pagi, serta mereka juga mesti pergi. 

Lihat Balatentaranya pergi, Bandung Bondowoso berteriak : “Hai balatentaraku, hari belum pagi. Kembalilah untuk merampungkan pembangunan candi ini!!! ” 

Beberapa Jin itu terus pergi, serta tak menghiraukan teriakan Bandung Bondowoso. Bandung Bondowoso juga terasa sangatlah jengkel, serta pada akhirnya merampungkan pembangunan candi yang tersisa. Tetapi sungguh sial, belum usai pembangunan candi itu, pagi telah datang. Bandung Bondowoso juga tidak berhasil penuhi prasyarat dari Roro Jonggrang. 

Tahu kegagalan Bandung Bondowoso, Roro Jonggrang lantas hampiri Bandung Bondowoso. “Kamu tidak berhasil penuhi prasyarat dariku, Bandung Bondowoso”, kata Roro Jonggrang. 

Mendengar kata Roro Jonggrang itu, Bandung Bondowoso sangatlah geram. Dengan suara sangatlah keras, Bandung Bondowoso berkata : “Kau curang Roro Jonggrang. Sesungguhnya engkaulah yang menggagalkan pembangunan seribu candi ini. Oleh karenanya, Engkau saya kutuk jadi arca yang ada didalam candi yang keseribu! ” 

Karena kesaktian Bandung Bondowoso, Roro Jonggrang beralih jadi arca/patung. Bentuk arca itu sampai saat ini bisa disaksikan didalam kompleks candi Prambanan, serta nama candi itu di kenal dengan nama candi Roro Jonggrang. Sesaat candi-candi yang ada di sekelilingnya dimaksud dengan Candi Sewu atau Candi Seribu.
Narasi Rakyat Si pahit lidah serta si empat mata

Narasi Rakyat Si pahit lidah serta si empat mata

yaitu narasi rakyat yang datang dari Lampung serta adalah satu diantara narasi rakyat Indonesia yang popular di kelompok orang-orang Lampung. Narasi ini menceritakan perihal dua orang yang sombong lantaran mempunyai keunggulan dari orang lain. Pengajaran yang dapat di petik dari narasi ini yaitu janganlah jadi orang yang sombong meskipun mempunyai keunggulan dari orang lain. Tersebut marilah kita simak berbarengan narasi rakyat dari Lampung yang berjudul Si Pahit Lidah serta Si Empat Mata 

Serunting yaitu orang yang sakti mandraguna. Dia datang dari Majapahit yang lalu diusir dari istana lantas berkelana ke Sumatera. Adik ipar Serunting yang bernama Arya Tebing terasa iri dengan kesaktian Serunting. Dia lantas memujuk kakaknya untuk memberi tahu dimana letak kekurangan Serunting. Lantaran rasa sayang pada adiknya pada akhirnya istri Serunting berikan th. letak kekurangan Serunting. 
Sesudah tahu Arya Tebing mengajak Serunting untuk adu kemampuan. Mereka juga berkelahi, saat itu Arya Tebing menusuk Serunting ditempat kekurangannya. Serunting terluka kronis serta lalu mengasingkan diri di Gunung Siguntang. Dalam pengasingannya Serunting menyembuhkan lukanya serta tak bosan berdoa pada Tuhan supaya kembalikan kesaktiannya. Lantaran ketekunan Serunting pada akhirnya dia di beri keunggulan bahwa apa pun yang disampaikannya jadi fakta. 
Disuatu hari Serunting tengah berjalan-jalan di suatu kampung. Orang-orang kampung itu tengah menanam padi. Hamparan sawah yang menguning sangatlah indah dilihat mata. Tetapi Serunting jadi menyampaikan bahwa itu bukanlah sawah tetapi hamparan batu. Saat itu mendadak saja perkataan Serunting jadi fakta. Lihat hal semacam itu warga menjuluki Serunting dengan julukan Si Pahit Lidah. Orang-orang tak ada yang berani melawan Si Pahit Lidah lantaran mereka takut terserang kutukannya. Si Pahit Lidah jadi sombong serta kasar hingga warga tak suka pada dianya. 
Kesaktian Si Pahit Lidah terdengar oleh Si Empat Mata seseorang yang juga mempunyai kesaktian dari negeri India. Si Empat Mata terasa tersaingi kesaktiannya serta punya maksud untuk menantang Si Pahit Lidah. Lalu dia berlayar menuju Sumatera untuk menjumpai Si Pahit Lidah. Saat bersua Si Empat Mata menantang Si Pahit Lidah untuk berkelahi. Berhari-hari mereka berkelahi serta keluarkan semua kesaktiannya tetapi tak ada yang menang atau kalah. 

Saat tersebut seseorang tetua kampung ajukan kompetisi
ke-2 orang itu. Meraka mesti mengonsumsi buah aren yang ada. Si Pahit Lidah memperoleh giliran pertama untuk mengonsumsi buah itu. Dengan sombong Si Pahit Lidah mengonsumsi buah aren itu sembari berpikir lantaran mustahil dia bakal mati dengan buah sekecil itu. Tetapi apa yang berlangsung Si Pahit Lidah menggelepar lantas mati. Lihat Si Pahit Lidah mati Si Empat Mata terasa suka lantaran saat ini dialah orang yang paling sakti di negeri itu. Tetapi, Si Empat Mata terasa aneh lantaran Si Pahit Lidah dapat mati cuma dengan sebiji buah aren. Si Empat Mata lantas menimang-nimang buah aren bekas Si Pahit Lidah, dia mengonsumsi buah aren itu serta selang beberapa saat Si Empat Mata menggelepar lantas mati. Pada akhirnya mereka berdua mati dengan kesombongan sendiri lantas keduanya di makamkan di Danau Ranau. 
Narasi Rakyat Si Pahit Lidah serta Si Empat Mata menceritakan perihal kesombongan bakal menyebabkan celaka pada diri sendiri. Seluruhnya kemampuan tiadalah bermanfaat bila diiringi dengan kesombongan.
Narasi Rakyat Pendek Kenya

Narasi Rakyat Pendek Kenya

 Satu hari, ulat bulu merayap masuk ke lubang sarang kelinci yang tengah pergi. Waktu kelinci pulang ke sarangnya, ia kaget lihat jejak panjang mengarah ke sarangnya. 

 " Siapa didalam sarangku? " teriak kelinci. 

 " Ini saya. Saya yang dapat menjatuhkan badak serta menghancurkan gajah, " kata ulat bulu yang suaranya jadi besar lantaran bergema didalam sarang kelinci. 

Kelinci kaget mendengar jawaban itu. " Bila ia dapat menjatuhkan badak serta menghancurkan gajah, saya pasti dengan gampang dibunuhnya, " pikir kelinci. 

Ia pergi serta kembali sembari mengajak serigala. " Siapa itu didalam sarang kelinci? " bertanya serigala. 

 " Ini saya. Saya yang dapat menjatuhkan badak serta menghancurkan gajah, " kata ulat bulu. Serigala juga ketakutan seperti kelinci. 

Lantas, kelinci mengajak badak. " Siapa itu didalam sarang kelinci? " bertanya badak. 

 " Ini saya. Saya yang dapat menjatuhkan badak serta menghancurkan gajah, " kata ulat bulu. Badak ketakutan mendengar jawaban itu. 

Lama-lama, seluruhnya binatang berkumpul di depan sarang kelinci. Mereka seluruhnya ketakutan. Lantas katak maju ke depan serta ajukan pertanyaan, " Siapa itu didalam sarang kelinci? " 

 " Ini saya. Saya yang dapat menjatuhkan badak serta menghancurkan gajah, " kata ulat bulu. 

 " Sedang, saya yaitu binatang yang terkuat di rimba. Saya dapat dengan gampang menaklukkan makhluk yang dapat menjatuhkan badak serta menghancurkan gajah, " balas katak. 

Ulat bulu ketakutan serta menjawab, " Saya cuma seekor ulat bulu kok, hehehe. " Ulat bulu juga keluar dari sarang kelinci sembari tersipu malu. 

Seluruhnya binatang di situ jengkel sekalian geli lihat tingkah ulat bulu. Tak ada yang menganggap bahwa yang didalam sarang kelinci yaitu ulat bulu. Karena, suaranya jadi besar lantaran bergema didalam lubang
Narasi Rakyat Pendek : Kurcaci Rumpelstiltskin

Narasi Rakyat Pendek : Kurcaci Rumpelstiltskin

 Satu hari, hiduplah suatu keluarga yang terbagi dalam Bapak serta Anak. Sang Bapak seseorang penggiling gandum. Ia juga sukai membual. Satu hari, ia membual bila putrinya bisa memintal jerami serta merubahnya jadi emas. Seluruhnya rakyat sangatlah ramai mengulas hal itu. 

Hingga satu hari, berita bahwa putri seseorang penggiling gandum bisa memintal jerami serta merubahnya jadi emas terdengar hingga kerajaan. Mendengar berita itu Raja meminta Prajurit istana untuk membawa Bapak serta Putrinya itu. 

Putri penggiling gandum juga tiba dalam istana. Ia juga segera menghadap sang Raja. 

‘’apakah benar kau bisa memintal jerami serta merubahnya jadi emas? Saya telah mempersiapkan jerami ini, serta tugasmu yaitu merubahnya jadi emas. Bila kau tidak berhasil. Saya bakal menghukummu seberat mungkin saja. ’’ Perintah sang Raja. 

Putri penggiling gandum segera menangis terseguk-seguk didalam gudang yang diisi tumpukkan jerami. Mana dapat ia memintal jerami sejumlah ini serta merubahnya jadi emas. 

Ditengah kebingungannya itu. Mendadak, nampaklah seseorang Kurcaci dihadapannya. 

‘’ Saya bisa menolong mu untuk memintal jerami ini serta merubahnya jadi emas. Namun, apa hadiah yang bakal saya terima? ’’ Bertanya Kurcaci. 

Putri penggiling gandum itu sangatlah terperanjat. Tetapi, ia juga selekasnya memikirkan apa yang bakal di berikannya juga sebagai hadiah pada Kurcaci itu. Pada akhirnya, ia juga memberi kalungnya juga sebagai hadiah. Sang Kurcaci juga segera mengawali memintal jerami. 

Putri penggiling gandum itu makin terperanjat lihat jerami betul-betul beralih jadi emas. Lihat hal itu, Raja sangatlah suka. Ia juga memerintahkan Putri penggiling gandum itu untuk memintal jerami emas semakin banyak lagi. 

Putri penggiling gandum awalannya bingung dengan perintah Raja untuk memintal jerami emas itu. Tetapi, Kurcaci misterius itu senantiasa datang untuk menolong serta diberikan hadiah. Satu hari, Putri penggiling gandum tak mempunyai apa-apa untuk di hadiahkan pada Kurcaci itu. Tetapi, ia memohon supaya Kurcaci bisa membantunya. Kurcacinya selalu menggeleng. Ia tidak bisa menolong bila, tak diberikan hadiah. 

Pada akhirnya, Kurcaci juga bersedia untuk menolong Putri penggiling gandum itu. Tetapi, dengan satu prasyarat. Bila satu waktu kelak Putri penggiling gandum menikah serta memiliki bayi, bayi itu mesti diberikan pada Kurcaci. Tanpa ada memikirkan panjang, ia juga segera menyepakati prasyarat itu. Ia memikirkan itu masih tetap lama serta Kurcaci pasti lupa dengan kesepakatan itu. 

Raja juga makin kaya serta mempunyai banyak emas. Hingga, ia tak akan membutuhkannya. Raja juga jatuh cinta pada Putri penggiling emas itu. Pada akhirnya, mereka menikah. Putri penggiling gandum juga jadi Ratu. 

Satu hari, berita yang sangatlah mengasyikkan terdengar oleh sang Raja, istrinya saat ini tengah memiliki kandungan serta lalu melahirkan. Ratu juga sangatlah bahagia, saat ia menggendong bayinya. Mendadak, nampak Kurcaci untuk menagih janjinya. Ratu memohon serta menangis supaya Kurcaci itu tak membawa putrinya. 

Pada akhirnya, Kurcaci juga mengajukkan prasyaratnya. Bila Ratu bisa menebak namanya kurun waktu tiga hari, ia akan tidak mengambil bayinya. Tetapi, demikian sebaliknya bila ia bisa menebak namanya. Ia berjanji tak akan tiba untuk menagih janjinya itu. 

Ratu juga sangatlah gelisah bagaimanakah langkahnya, supaya ia bisa tahu nama Kurcaci itu. Ia juga selekasnya memerintahkan semua pengawal istana untuk mencari tahu nama Kurcaci itu. Tetapi, dari demikian pengawal yang diperintahkannya tak ada yang tahu. 

Keesokkan hari, didalam rimba. Satu diantara pengawal ada yang lihat Kurcaci tengah bernyanyi. 

‘’ Saya sangatlah suka serta senang. Saya bakal membawa seseorang bayi serta ibunya tidak bisa melarangku. Namaku yaitu Rumpelstilskin. Hahaa’’ isi nyanyian Kurcaci itu. 

Pengawal istana itu selekasnya melaporkan apa yang ia saksikan serta ia dengar pada Ratu. Ratu juga sangatlah suka tahu nama si Kurcaci. Ia juga tak sabar menanti kehadirannya di istana. 

Hari yang di tunggulah juga sudah tiba. Pada akhirnya Kurcaci datang kembali pada istana. 

‘’ Siapa namaku Ratu? ’’ Bertanya Kurcaci suka. 

Ratu pura-pura memikirkan serta kebingungan. 

‘’ Apakah namamu Balthazar? Jawab Ratu sedih. Kurcaci menggeleng suka. 

‘’ Bagaimanakah dengan nama Ezekiel? Benarkah? ’’ tebak Ratu lagi. 

‘’ Haha, kau tidak bisa menebaknya! Saat ini selekasnya serahkan bayimu itu! ’’ jawab Kurcaci. 

‘’ Bila demikian namamu Rumpelstilskin? ’’ jawab Ratu tersenyum. 

Mendengar jawaban sang Ratu. Ia sangatlah geram serta jengkel. 

‘’ Bagaiman dapat kau dapat tahu namaku? ’’ 

Ratu cuma tersenyum bahagia serta memeluk bayinya dengan sangatlah erat. Kurcaci juga mesti menepati janji. Ia juga pergi serta tak pernah kembali.
Dongeng Pendek Raja serta Dua Penipu

Dongeng Pendek Raja serta Dua Penipu

Satu hari, di suatu kerajaan hiduplah seseorang Raja yang sangatlah suka dengan menggunakan pakaian baru. Koleksi pakaiannya juga telah beribu-ribu. Sang Raja menaruh pakaian koleksinya di suatu almari kaca yang di taruh disebuah kamar spesial. 

Raja juga senantiasa beli pakaian barunya dengan harga yang sangatlah mahal. Satu hari, Raja sangatlah kebingungan, lantaran sebentar lagi ada acara perayaan lagi th. kerajaan. Di hari yang sangatlah istimewa itu pasti akan tiba tamu-tamu dari beragam negeri. Sang Raja juga bakal berpawai berkeliling kerajaan, rakyat juga sangatlah tak sabar menanti hari di mana mereka bisa bersua sang Raja. 

Satu hari, Raja memanggil Perdana Menteri untuk memesankan pakaian yang betul-betul istimewa supaya ketika perayaan, seluruhnya kagum melihatnya. Pada akhirnya, Perdana Menteri mengadakan sayembara. ‘’ Siapa saja yang bisa membikinkan pakaian yang sangatlah indah bakal di berikanlah hadiah’’. 

Sesudah Perdana Menteri menginformasikan sayembara itu. Datanglah dua orang Pria yang dapat bikin pakaian istimewa. Untuk bikin pakaian yang sangatlah indah serta istimewa ke-2 Pria itu memerlukan benang yang terbuat dari emas. 

Mendengar berita itu, Raja tersenyum sangatlah lebar. Ia juga sangatlah suka mendengar pakaian yang terbuat dari emas asli, pasti sangatlah indah pikirnya. Sang Raja juga selekasnya memerintahkan Perdana Menteri untuk sediakan bergulung-gulung benang yang terbuat dari emas. Raja juga sediakan suatu kamar untuk ke-2 Pria itu. 

Lagi th. kerajaan juga makin dekat. Raja sangatlah tak sabar mau lihat pakaian barunya itu. Pada akhirnya, ia memerintahkan Perdana Menteri untuk mengecek pakaiannya. 

‘’ Perdana Menteri, pergilah mengecek pakaian baruku? Bertanya Raja. 

Ke-2 Pria itu masih tetap ada didalam kamar. 

‘’ Ini pakaiannya Tuan. Bagaimanakah menurut anda? Kata satu diantara Pria. 

‘’ Juga sebagai orang yang sangatlah bijaksana. Anda pasti dapat lihat pakaian yang sangatlah indah ini. ’’ Kata satu diantara Pria. 

Tetapi, Perdana Menteri sangatlah kebingungan. Ia sekalipun tidak bisa lihat apa pun. Walau kebingungan. Tetapi, ia tak berani ajukan pertanyaan. Perdana Menteri cuma menganggukkan serta selekasnya menjumpai Raja. 

Bagaimanakah pakaian baruku? Bertanya Raja penasaran. 

‘’ Pakaiannya sangatlah indah Tuanku. Raja bisa melihatnya sendiri. ’’ Jawab Perdana Menteri gugup. 

Lantaran sangatlah penasaran. Raja selekasnya menjumpai ke-2 Pria itu. Mereka juga berkata hal yang sama pada Raja. Raja juga sangatlah bingung lantaran tidak bisa lihat apa pun. Ia juga lihat Perdana Menteri untuk meminta pendapat. Perdana Menteri cuma menganggukkan kepala serta menyampaikan pakaian itu sangatlah indah. 

‘’ Tuanku, apakah engkau bersedia menggunakan pakaian ini? ’’ Bertanya satu diantara Pria itu. 

Raja juga selekasnya melepas bajunya. Ke-2 Raja juga menolong memakaikan pakaian barunya. Raja lihat dianya dalam cermin. Tetapi, ia sekalipun tak lihat pakaian barunya. Tetapi, Raja berpura-pura yakin bahwa pakaian itu ada dalam badannya, lantaran ia tidak ingin dikira juga sebagai Raja yg tidak bijaksana. 

Keesokkan harinya, Raja telah siap dengan pakaian barunya. Walau pakaiannya tak tampak. Tetapi, Raja sangatlah suka serta yakin diri. Raja juga bersiap untuk mulai pawai keliling kerajaan. Rakyat sangatlah terperanjat lihat tampilan Raja. walau mereka terperanjat. Tetapi, tak ada dari mereka untuk berkata apa-apa. 

Dengan rasa bangga. Raja selalu melambaikan tangan. Tetapi, di dalam perjalanan. Mendadak, Raja mendengar seseorang anak yang ajukan pertanyaan pada ibunya. 

‘’ Ibu, mengapa Raja tak menggunakan pakaian? 

Mendengar anak itu. Raja sangatlah terperanjat, ia juga segera lihat pada badannya. 

‘’ Ia juga baru sadar, bahwa dianya memanglah tak menggunakan pakaian! ’’ kata Raja dalam hati. 

Raja pu menahan rasa malunya. Ia juga selekasnya kembali pada istana dengan rasa sedih. Nyatanya, ke-2 Pria itu telah menipu Raja. Mereka cuma mau memperoleh benang bergulung-gulung benang emas serta selekasnya melarikan diri.
MALIN KUNDANG

MALIN KUNDANG

Narasi Rakyat Sumatera Barat 

Dalam Narasi rakyat ini banyak arti yang tersirat didalamnya seperti kita mesti berbakti pada orangtua, Lantaran Orang Tua kususnya Berbakti pada Ibu. Ada pepatah surga ada ditelapak kaki Ibu serta saran pada anak-anak supaya berbakti pada Ibu, okelah segera saja untuk memerhatikan Narasi Rakyat Malin Kundang berikut ini. 

Disuatu hari, hiduplah suatu keluarga di pesisir pantai lokasi Sumatra. Keluarga itu memiliki seseorang anak yang dinamakan Malin Kundang. Lantaran keadaan keluarga mereka sangatlah memprihatinkan, jadi bapak malin mengambil keputusan untuk pergi ke negeri seberang. 

Besar harapan malin serta ibunya, satu hari kelak ayahnya pulang dengan membawa duit banyak yang nanti bisa untuk beli kepentingan sehari-hari. Sesudah berbulan-bulan lamanya nyatanya bapak malin tak kunjung datang, serta pada akhirnya sirnalah harapan Malin Kundang serta ibunya. 

Sesudah Malin Kundang beranjak dewasa, ia memikirkan untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan harapan nanti saat kembali pada kampung halaman, ia telah jadi seseorang yang kaya raya. Pada akhirnya Malin Kundang turut berlayar berbarengan dengan seseorang nahkoda kapal dagang di kampung halamannya yang telah berhasil. 

Sepanjang ada di kapal, Malin Kundang banyak belajar perihal pengetahuan pelayaran pada anak buah kapal yang telah memiliki pengalaman. Malin belajar dengan telaten perihal perkapalan pada rekan-temannya yang lebih memiliki pengalaman, serta pada akhirnya dia sangatlah mahir dalam soal perkapalan. 

Banyak pulau telah dikunjunginya, s/d satu hari di dalam perjalanan, mendadak kapal yang dinaiki Malin Kundang terserang oleh bajak laut. Seluruhnya barang dagangan beberapa pedagang yang ada di kapal dirampas oleh bajak laut. Bahkan juga beberapa besar awak kapal serta orang yang ada di kapal itu dibunuh oleh beberapa bajak laut. Malin Kundang sangatlah mujur dianya tak dibunuh oleh beberapa bajak laut, lantaran saat momen itu berlangsung, Malin selekasnya bersembunyi di suatu ruangan kecil yang tertutup oleh kayu. 

Malin Kundang terkatung-katung ditengah laut, sampai pada akhirnya kapal yang ditumpanginya terdampar di suatu pantai. Dengan bekas tenaga yang ada, Malin Kundang jalan menuju ke desa yang paling dekat dari pantai. Sesampainya di desa itu, Malin Kundang ditolong oleh orang-orang di desa itu sebelumnya setelah menceritakan peristiwa yang menimpanya. Desa tempat Malin terdampar yaitu desa yang sangatlah subur. Dengan keuletan serta kegigihannya dalam bekerja, Malin lama kelamaan sukses jadi seseorang yang kaya raya. Ia mempunyai banyak kapal dagang dengan anak buah yang jumlahnya kian lebih 100 orang. Sesudah jadi kaya raya, Malin Kundang mempersunting seseorang gadis untuk jadi istrinya. 

Sesudah sebagian lama menikah, Malin serta istrinya lakukan pelayaran dengan kapal yang besar serta indah dibarengi anak buah kapal dan pengawalnya yang banyak. Ibu Malin Kundang yang sehari-hari menunggui anaknya, lihat kapal yang sangatlah indah itu, masuk ke pelabuhan. Ia lihat ada dua orang yang tengah berdiri diatas geladak kapal. Ia meyakini bila yang tengah berdiri itu yaitu anaknya Malin Kundang beserta istrinya. 

Malin Kundang juga turun dari kapal. Ia disambut oleh ibunya. Sesudah cukup dekat, ibunya lihat belas luka dilengan kanan orang itu, makin percayalah ibunya bahwa yang ia dekati yaitu Malin Kundang. " Malin Kundang, anakku, kenapa kau pergi demikian lama tanpa ada kirim berita? ", tuturnya sembari memeluk Malin Kundang. Namun Kundang selekasnya melepas pelukan ibunya serta mendorongnya sampai terjatuh. " Wanita tidak tahu diri, asal-asalan saja mengakui juga sebagai ibuku ", kata Malin Kundang pada ibunya. Malin Kundang pura-pura tak mengetahui ibunya, lantaran malu dengan ibunya yang telah tua serta kenakan pakaian compang-camping. " Wanita itu ibumu? ", Bertanya istri Malin Kundang. " Tak, ia cuma seseorang pengemis yang pura-pura mengakui juga sebagai ibuku supaya memperoleh harta ku ", sahut Malin pada istrinya. Mendengar pernyataan serta diperlakukan semena-mena oleh anaknya, ibu Malin Kundang sangatlah geram. Ia tak mengira anaknya jadi anak durhaka. Lantaran kemarahannya yang mencapai puncak, ibu Malin menengadahkan tangannya sembari berkata " Oh Tuhan, bila benar ia anakku, saya sumpahi dia jadi suatu batu ". Sesaat kemudian angin bergemuruh kencang serta badai dahsyat datang menghancurkan kapal Malin Kundang. Kemudian badan Malin Kundang perlahan-lahan jadi kaku serta makin lama pada akhirnya berupa jadi suatu batu karang. 
LUTUNG KASARUNG

LUTUNG KASARUNG

Pada masa jaman dulu di tatar pasundan ada suatu kerajaan yang pimpin oleh seseorang raja yang bijaksana, beliau di kenal juga sebagai Prabu Tapak Agung. 

Prabu Tapa Agung memiliki dua orang putri cantik yakni Purbararang serta adiknya Purbasari. 

Ketika mendekati akhir hayatnya Prabu Tapak Agung menunjuk Purbasari, putri bungsunya juga sebagai pengganti. “Aku telah terlampau tua, waktunya saya turun tahta, ” kata Prabu Tapa. 

Purbasari mempunyai kakak yang bernama Purbararang. Ia tak sepakat adiknya diangkat menukar Bapak mereka. “Aku putri Sulung, semestinya ayahanda pilih saya juga sebagai penggantinya, ” gerutu Purbararang pada tunangannya yang bernama Indrajaya. Kegeramannya yang telah mencapai puncak membuatnya memiliki kemauan mencemoohkakan adiknya. Ia menjumpai seseorang nenek sihir untuk memanterai Purbasari. Nenek sihir itu memanterai Purbasari hingga waktu itu juga mendadak kulit Purbasari jadi bertotol-totol hitam. Purbararang jadi mempunyai argumen untuk mengusir adiknya itu. “Orang yang dikutuk seperti dia tak layak jadi seseorang Ratu! ” tutur Purbararang. 

Lalu ia menyuruh seseorang Patih untuk mengasingkan Purbasari ke rimba. Sesampai di rimba patih itu masih tetap berbaik hati dengan membikinkan suatu pondok untuk Purbasari. Ia juga memberikan nasehat Purbasari, “Tabahlah Tuan Putri. Cobaan ini juga bakal selesai, Yang Maha Kuasa juga bakal senantiasa berbarengan Putri”. “Terima kasih paman”, tutur Purbasari. 

Sepanjang di rimba ia memiliki banyak rekan yakni hewan-hewan yang senantiasa baik kepadanya. Di antara hewan itu ada seekor kera berbulu hitam yang misterius. Namun kera itu yang paling perhatian pada Purbasari. Lutung kasarung senantiasa menggembirakan Purbasari dengan mengambilkan bunga –bunga yang indah dan buah-buahan berbarengan rekan-temannya. 

Ketika malam bln. purnama, Lutung Kasarung berlaku aneh. Ia jalan ke tempat yang sepi lantas bersemedi. Ia tengah memohon suatu hal pada Dewata. Ini menunjukkan bahwa Lutung Kasarung bukanlah makhluk umum. Selang beberapa saat, tanah di dekat Lutung merekah serta terwujudlah suatu telaga kecil, airnya jernih sekali. Airnya memiliki kandungan obat yang sangatlah harum. 

Esok harinya Lutung Kasarung menjumpai Purbasari serta memintanya untuk mandi di telaga itu. “Apa faedahnya bagiku? ”, pikir Purbasari. Namun ia ingin menurutinya. Tidak lama sesudah ia menceburkan dianya. Suatu hal berlangsung pada kulitnya. Kulitnya jadi bersih seperti awal mulanya serta ia jadi cantik kembali. Purbasari sangatlah terperanjat serta senang saat ia bercermin ditelaga itu. 

Di istana, Purbararang mengambil keputusan untuk lihat adiknya di rimba. Ia pergi berbarengan tunangannya serta beberapa pengawal. Saat hingga di rimba, ia pada akhirnya bersua dengan adiknya serta sama-sama berpandangan. Purbararang tidak yakin lihat adiknya kembali seperti awal mulanya. Purbararang tidak ingin kehilangan muka, ia mengajak Purbasari adu panjang rambut. “Siapa yang paling panjang rambutnya dialah yang menang! ”, kata Purbararang. Awalannya Purbasari tidak ingin, namun lantaran selalu didesak ia meladeni kakaknya. Nyatanya rambut Purbasari lebih panjang. 

“Baiklah saya kalah, namun saat ini mari kita adu tampan tunangan kita, Ini tunanganku”, kata Purbararang sembari mendekat pada Indrajaya. Purbasari mulai gelisah serta kebingungan. Pada akhirnya ia melirik dan menarik tangan Lutung Kasarung. Lutung Kasarung melonjak-lonjak seolah-olah menentramkan Purbasari. Purbararang tertawa terbahak-bahak, “Jadi monyet itu tunanganmu? ”. 

Ketika itu juga Lutung Kasarung selekasnya bersemedi. Mendadak berlangsung satu keajaiban. Lutung Kasarung beralih jadi seseorang Pemuda gagah wajahnya sangatlah tampan, kian lebih Indrajaya. Seluruhnya terperanjat lihat peristiwa itu seraya bersorak senang. Purbararang pada akhirnya mengaku kekalahannya serta kekeliruannya sampai kini. Ia memohon maaf pada adiknya serta memohon tidak untuk dihukum. Purbasari yang baik hati memaafkan mereka. Sesudah peristiwa itu pada akhirnya mereka seluruhnya kembali pada Istana. 

Purbasari jadi seseorang ratu, didampingi oleh seseorang pemuda idamannya. Pemuda yang nyatanya sampai kini senantiasa mendampinginya dihutan dalam bentuk seekor lutung.
Cerita Rakyat Keong emas

Cerita Rakyat Keong emas


Cerita Rakyat Keong emas

Alkisah pada masa jaman dulu hiduplah seseorang pemuda bernama Galoran. Ia termasuk juga orang yang disegani lantaran kekayaan serta pangkat orangtuanya. Tetapi Galoran sangat malas serta boros. Sehari-hari kerjanya cuma menghambur-hamburkan harta orangtuanya, bahkan juga pada saat orang tuanya wafat dunia ia makin kerap berfoya-foya. Karenanya lama kelamaan habislah harta orangtuanya. Meskipun sekian tak bikin Galoran sadar juga, bahkan juga saat di habiskannya dengan cuma bermalas-malasan serta berjalan-jalan. Iba warga kampung melihatnya. Tetapi setiap saat ada yang tawarkan pekerjaan kepadanya, Galoran cuma makan serta tidur saja tanpa ada ingin lakukan pekerjaan itu. Tetapi pada akhirnya galoran dipungut oleh seseorang janda berkecukupan untuk jadikan rekan hidupnya. Hal semacam ini bikin Galoran sangatlah suka ; " Pucuk dicinta ulam juga tiba ", sekian pikir Galoran. 

Janda itu memiliki seseorang anak wanita yang sangatlah rajin serta pintar menenun, namanya Jambean. Demikian bagusnya tenunan Jambean hingga di kenal di semua dusun itu. Tetapi Galoran sangatlah membenci anak tirinya itu, lantaran kerapkali Jambean memberinya teguran lantaran senantiasa bermalas-malasan. 
Rasa tidak suka Galoran sedemikian dalamnya, hingga tega berencana pembunuhan anak tirinya sendiri. Dengan tajam dia berkata pada istrinya : " Hai, Nyai, sungguh beraninya Jambean kepadaku. Beraninya ia memberikan nasehat orang-tua! Patutkah itu? " " Sabar, Kak. Jambean tak punya maksud jelek pada kakak " rayu istrinya itu. " Tahu saya kenapa ia berbuat kasar padaku, supaya saya pergi meninggalkan rumah ini! " seru nya lagi sembari melototkan matanya. " Janganlah demikian kak, Jambean cuma mengingatkan supaya kakak ingin bekerja " sekian usaha sang istri meredakan amarahnya. " Ah.. omong kosong. Pendeknya saat ini engkau mesti pilih.. saya atau anakmu! " sekian Galoran meneror. 

Sedih hati ibu Jambean. Sang ibu menangis siang-malam lantaran bingung hatinya. Ratapnya : " Tega bapakmu menyiksaku jambean. Jambean anakku, mari kemari nak " serunya lirih. " Sebentar mak, tinggal sedikit tenunanku " jawab Jambean. " Nah usai telah " serunya lagi. Segera Jambean memperoleh ibunya yang tengah bersedih. " Kenapa emak bersedih saja " tanyanya dengan iba. Jadi diceritakanlah gagasan ayah Jambean yang berencana bakal membunuh Jambean. Dengan sedih Jambean juga berkata : " Sudahlah mak janganlah bersedih, biarlah saya penuhi hasrat ayah. Yang benar pada akhirnya bakal bahagia mak ". " Tetapi cuma satu pesanku mak, jika saya telah dibunuh bapak jangan sampai mayatku ditanam namun buang saja ke bendungan " jawabnya lagi. Dengan sangatlah sedih sang ibu juga mengangguk-angguk. Pada akhirnya Jambean juga dibunuh oleh bapak tirinya, serta sesuai sama keinginan Jambean sang ibu buang mayatnya di bendungan. Dengan ajaib batang badan serta kepala Jambean beralih jadi udang serta siput, atau dimaksud dengan juga keong dalam bhs Jawanya. 

Tersebutlah di Desa Dadapan dua orang janda bersaudara bernama Mbok Rondo Sambega serta Mbok Rondo Sembadil. Ke-2 janda itu hidup dengan sangatlah miskin serta bermata pencaharian menghimpun kayu serta daun talas. Satu hari ke-2 bersaudara itu pergi ke dekat bendungan untuk mencari daun talas. Sangatlah terpana mereka lihat udang serta siput yang berwarna kuning keemasan. " Alangkah indahnya udang serta siput ini " seru Mbok Rondo Sambega " Lihatlah begitu indahnya warna kulitnya, kuning keemasan. Mau saya dapat memeliharanya " serunya lagi. " Yah sangatlah indah, kita bawa saja udang serta keong ini pulang " sahut Mbok Rondo Sembadil. Jadi dipungutnya udang serta siput itu untuk dibawa pulang. Lalu udang serta siput itu mereka simpan didalam tempayan tanah liat di dapur. Mulai sejak mereka pelihara udang serta siput emas itu kehidupan merekapun beralih. Terlebih tiap-tiap setelah pulang bekerja, didapur sudah ada lauk pauk serta rumah jadi sangatlah rapi serta bersih. Mbok Rondo Sambega serta Mbok Rondo Sembadil juga terasa keheranan karenanya ada hal itu. Hingga disuatu hari mereka merencanakan untuk mencari tahu siapakah kiranya yang lakukan hal itu. 

Satu hari mereka seperti umumnya pergi untuk mencari kayu serta daun talas, mereka berpura-pura pergi serta setelah jalan agak jauh mereka selekasnya kembali menyelusup ke dapur. Dari dapur terdengar nada gemerisik, ke-2 bersaudara itu selekasnya mengintip serta lihat seseorang gadis cantik keluar dari tempayan tanah liat yang diisi udang serta Keong Emas peliharaan mereka. " pasti dia yaitu jelmaan keong serta udang emas itu " bisik Mbok Rondo Sambega pada Mbok Rondo Sembadil. " Mari kita tangkap saat sebelum menjelma kembali jadi udang serta Keong Emas " bisik Mbok Rondo Sembadil. Dengan perlahan mereka masuk ke dapur, lantas ditangkapnya gadis yang tengah asyik memasak itu. " Mari katakan segera nak, siapa kiranya anda itu " desak Mbok Rondo Sambega " Bidadarikah anda? " sahutnya lagi. " bukanlah Mak, saya manusia umum yang lantaran dibunuh serta dibuang oleh orangtua saya, jadi saya menjelma jadi udang serta keong " sahut Jambean lirih. " terharu mendengar narasi Jambean ke-2 bersaudara itu pada akhirnya mengambil Keong Emas juga sebagai anak angkat mereka. Mulai sejak itu Keong Emas menolong ke-2 bersaudara itu dengan menenun. Tenunannya sangatlah indah serta bagus hingga terkenallah tenunan terebut keseluruh negeri, serta ke-2 janda bersaudara itu jadi jadi tambah kaya dari hari kehari. 

Sampailah tenunan tersebut di ibu kota kerajaan. Sang raja muda sangatlah tertarik dengan tenunan buatan Jambean atau Keong Emas itu. Pada akhirnya raja mengambil keputusan untuk meninjau sendiri pembuatan tenunan itu serta pergi meninggalkan kerajaan dengan menyamar juga sebagai saudagar kain. Pada akhirnya tahulah raja tentang Keong Emas itu, serta sangatlah tertarik oleh kecantikan serta kerajinan Keong Emas. Raja menitahkan ke-2 bersaudara itu untuk membawa Jambean atau Keong Emas untuk masuk ke kerajaan serta meminang si Keong Emas untuk jadikan permaisurinya. Begitu suka hati ke-2 janda bersaudara itu.
Guy Serta Seekor Lebah

Guy Serta Seekor Lebah

 Di suatu desa, hiduplah seseorang anak bernama Guy. Tubuhnya gemuk serta putih. Seperti anak lain, Guy memiliki rasa penasaran pada beragam hal. 

Satu hari, lebah besar berwana kuning serta hitam masuk ke rumah Guy. Guy tertarik serta mencermatinya. 

Supaya Iebah tak keluar, Guy tutup pintu serta jendela tempat tinggalnya. Selang beberapa saat, lebah itu akan keluar. la terbang ke arah jendela kaca yang menunjukkan panorama diluar rumah. Lebah menabrak jendela kaca serta terpental. Demikian berjalan berulang-kali. 

Guy yang penasaran mau menyentuh sayap lebah. Dia lupa nasehat Ibunya bahwa seekor lebah dapat menyengat. Pada akhirnya, Iebah itu menyengat tanngan Guy. Guy juga berteriak kesakitan hingga terdengar oleh ibunya yang tengah memasak di dapur. Ibu Guy juga lari mendatanginya yang tengah menangis. 

 " Ada apa, Guy? " bertanya ibu. 

 " Saya akan memegang lebah serta ia menyengatku, Bu, " kata Guy sembari menangis. 

Ibu selekasnya menyembuhkan telunjuk Guy yang disengat Iebah. " Ibu telah menasihatimu perihal lebah. Lain waktu, kau mesti lebih menuruti nasehat ibu, ya! " kata ibu pada Guy menasihati. 

Guy mengangguk sembari selalu menangis. Mulai sejak hari itu, Guy senantiasa menuruti nasehat ibunya.
DANAU TOBA

DANAU TOBA

Di lokasi Sumatera hiduplah seseorang petani yang sangatlah rajin bekerja. Ia hidup sendiri sebatang kara. Sehari-hari ia bekerja mengerjakan lading serta mencari ikan dengan tak mengetahui capek. Hal semacam ini dikerjakannya untuk penuhi kebutuhannya sehari-hari. 

Disuatu hari petani itu pergi ke sungai di dekat rumahnya, ia punya maksud mencari ikan untuk lauknya hari ini. Dengan cuma berbekal suatu kail, umpan serta tempat ikan, ia juga segera menuju ke sungai. Sesudah sesampainya di sungai, petani itu segera melemparkan kailnya. Sembari menanti kailnya dikonsumsi ikan, petani itu berdoa, “Ya Alloh, mudah-mudahan saya bisa ikan banyak hari ini”. Sebagian waktu sesudah berdoa, kail yang dilemparkannya tadi terlihat bergoyang-goyang. Ia selekasnya menarik kailnya. Petani itu sangatlah suka sekali, lantaran ikan yang didapatkannya sangatlah besar serta cantik sekali. 

Sesudah sebagian waktu memandangi ikan hasil tangkapannya, petani itu sangatlah terperanjat. Nyatanya ikan yang ditangkapnya itu dapat bicara. “Tolong saya janganlah dikonsumsi Pak!! Biarlah saya hidup”, teriak ikan itu. Tanpa ada banyak Bertanya, ikan tangkapannya itu segera dikembalikan ke air lagi. Sesudah kembalikan ikan ke air, petani itu jadi tambah terperanjat, lantaran mendadak ikan itu beralih jadi seseorang wanita yang sangatlah cantik. 

“Jangan takut Pak, saya akan tidak menyakiti kamu”, kata si ikan. “Siapakah anda ini? Tidakkah anda seekor ikan?, Bertanya petani itu. “Aku yaitu seseorang putri yang dikutuk, lantaran tidak mematuhi ketentuan kerajaan”, jawab wanita itu. “Terimakasih engkau telah membebaskan saya dari kutukan itu, serta juga sebagai imbalannya saya bersedia kau buat jadi istri”, kata wanita itu. Petani itupun sepakat. Jadi jadilah mereka juga sebagai suami istri. Tetapi, ada satu janji yang sudah disetujui, yakni mereka tak bisa menceritakan bahwa asal-usul Puteri dari seekor ikan. Bila janji itu dilanggar jadi bakal berlangsung malapetaka dahsyat. 

Sesudah sebagian lama mereka menikah, pada akhirnya kebahagiaan Petani serta istrinya jadi tambah, lantaran istri Petani melahirkan seseorang bayi laki-laki. Anak mereka tumbuh jadi anak yang sangatlah tampan serta kuat, namun ada rutinitas yang bikin heran kebanyakan orang. Anak itu senantiasa terasa lapar, serta tak pernah terasa kenyang. Seluruhnya jatah makanan dilahapnya tanpa ada bekas. 

Sampai satu hari anak petani itu memperoleh pekerjaan dari ibunya untuk mengantarkan makanan serta minuman ke sawah dimana ayahnya tengah bekerja. Namun tugasnya tak dipenuhinya. Seluruhnya makanan yang semestinya untuk ayahnya dilahap habis, serta kemudian dia tertidur di suatu gubug. Pak tani menanti kehadiran anaknya, sembari menahan haus serta lapar. Lantaran tak tahan menahan lapar, jadi ia segera pulang ke rumah. Di dalam perjalanan pulang, pak tani lihat anaknya tengah tidur di gubug. Petani itu segera bangunkannya. “Hey, bangun!, teriak petani itu. 

Sesudah anaknya terbangun, petani itu segera bertanya makanannya. “Mana makanan buat bapak? ”, Bertanya petani. “Sudah habis kumakan”, jawab si anak. Dengan suara tinggi petani itu segera memarahi anaknya. " Anak tak tau diuntung! Tidak tahu diri! Basic anak ikan!, " umpat si Petani tanpa ada sadar sudah mengatakan kata pantangan dari istrinya. 

Sesudah petani mengatakan kalimat itu, saat itu juga anak serta istrinya hilang lenyap tanpa ada sisa serta jejak. Dari sisa injakan kakinya, mendadak menyemburlah air yang sangatlah deras. Air meluap sangatlah tinggi serta luas hingga membuat suatu telaga. Serta pada akhirnya membuat suatu danau. Danau itu pada akhirnya di kenal dengan nama Danau Toba. 

Narasi Rakyat Timun Mas - Sesudah Kemaren saya sudah Menulis Narasi Rakyat Cindelaras serta Narasi Rakyat Malin Kundang, Kesempatan ini Saya bakal Berbagi Narasi Rakyat Timun Mas. Narasi di Indonesia benar-benar sangat banyak bahkan juga tiap-tiap Daerah memiliki Narasi Rakyat Sendiri Seperti di Jawa Tengah ini populer dengan Narasi Rakyat Timun Mas ini, Okelah segera untuk membacanya saja atau Copy-paste untuk oleh-oleh baca dirumah.
Danau Situ Bagendit

Danau Situ Bagendit


Danau Situ Bagendit

Danau Situ Bagendit terdapat di Desa Bagendit, Kecamatan Banyuresmi, Jawa Barat, seputar empat km. dari Kota Garut. Nama danau di ambil dari nama seseorang janda kaya yang tamak serta kikir. Lantaran kekikiran serta ketamakannya, satu hari janda itu memperoleh pelajaran dari seseorang kakek tua, hingga ia serta semua harta kekayaannya ditenggelamkan air. Tersebut kisahnya : 

Alkisah, di suatu desa terpencil di daerah Jawa Barat, ada seseorang janda muda yang kaya raya serta tak memiliki anak. Hartanya yang melimpah ruah serta rumah sangatlah besar yang ditempatinya adalah warisan dari suaminya yang sudah wafat dunia. Tetapi sungguh disayangkan, janda itu sangatlah kikir, pelit, serta tamak. Ia tak pernah ingin memberi pertolongan pada warga yang memerlukan. Bahkan juga bila ada orang miskin yang datang ke tempat tinggalnya untuk meminta pertolongan, ia tak segan-segan mengusirnya. Lantaran sifatnya yang kikir serta pelit itu, jadi orang-orang di sekelilingnya memanggilnya Bagenda Endit, yang berarti orang kaya yang pelit. 

Terkecuali mempunyai harta warisan yang melimpah, Bagende Endit juga mewarisi pekerjaan suaminya juga sebagai rentenir. Nyaris semua tanah pertanian di desa itu yaitu kepunyaannya yang dibeli dari masyarakat seputar lewat cara memeras, yakni meminjamkan duit pada warga dengan bunga yang tinggi serta memberikannya tempo pembayaran yang sangatlah singkat. Bila ada warga yg tidak mampu membayar hutang sampai jatuh tempo, jadi tanah pertaniannya mesti jadi taruhannya. Tidak heran bila masyarakat sekitarnya banyak yang jatuh miskin lantaran tanah pertanian mereka habis dibeli seluruhnya oleh janda itu. 

Satu hari, saat Bagende Endit tengah asik menghitung-hitung emas serta permatanya di depan tempat tinggalnya, mendadak seseorang wanita tua yang tengah menggendong bayi datang menghampirinya. 

“Bagende Endit, kasihanilah kami! Telah dua hari anak saya tak makan, ” kata wanita itu memelas. 

“Hai wanita tua yg tidak tahu diri! Maka dari itu, janganlah mempunyai anak bila anda tak dapat memberikannya makan! Enyahlah kau dari hadapanku! ” bentak Bagende Endit. 

Bayi di gendongan wanita itu juga menangis mendengar nada bentakan Bagende Endit. Lantaran kasihan lihat bayinya, pengemis tua itu kembali memohon pada janda kaya itu supaya memberi sesuap nasi untuk anaknya. Tanpa ada sepatah kata, Bagende Endit masuk ke rumah. Alangkah sukanya hati wanita tua itu, lantaran menduga Bagende Endit bakal mengambil makanan. 

“Cup... cup... cup...! Diamlah anakku sayang. Sebentar lagi kita bakal memperoleh makanan, ” rayu wanita itu sembari meniadakan air mata bayinya. 

Tidak berapakah lama lalu, Bagende Endit juga keluar. Tetapi, bukannya membawa makanan, tetapi suatu ember yang diisi air serta mendadak Bagende Endit menyiramkannya ke arah wanita tua itu. 

“Byuuurrr...! Rasakanlah ini hai wanita tua! ” seru Bagende Endit. 

Tidak ayal lagi, sekujur badan wanita tua serta bayinya jadi basah kuyup. Sang bayi juga menangis dengan sejadi-jadinya. Dengan hati pilu, wanita tua itu berupaya mendiamkan serta mengusap badan bayinya yang basah kuyup. Lihat wanita tua belum juga pergi, janda kaya yg tidak berpesan itu makin geram. Dengan muka garang, ia selekasnya mengusir wanita tua itu keluar dari pekarangan tempat tinggalnya. Sesudah wanita tua itu pergi, Bagende Endit kembali masuk ke tempat tinggalnya. 

Esok harinya, sebagian warga datang ke rumah Bagende Endit meminta air sumur untuk kepentingan memasak serta mandi. Kebetulan di desa itu cuma janda kaya tersebut hanya satu yang mempunyai sumur serta airnya juga sangatlah melimpah. Sesaat warga di sekelilingnya mesti mengambil air di sungai yang jaraknya cukup jauh dari desa. 

“Bagende Endit, tolonglah kami! Biarkan kami mengambil air di sumur Bagende buat kami gunakan memasak. Kami telah kelaparan, ” iba seseorang warga dari luar pagar rumah Bagende Endit. 

“Hai, kalian seluruhnya! Saya tak mengizinkan kalian mengambil air di sumurku! Bila kalian ingin mengambil air, pergilah ke sungai sana! ” usir Bagende Endit. 

Beberapa warga itu tak dapat berbuat apa-apa. Pada akhirnya, mereka juga sangat terpaksa pergi ke sungai untuk mengambil air. Tidak berapakah lama sesudah warga itu berlalu, mendadak seseorang kakek tua renta berdiri sembari memegang tongkatnya di depan rumah Bagenda Endit. Kakek itu juga punya maksud untuk meminta air namun cuma untuk diminum. 

“Ampun Bagende Endit! Berilah hamba seteguk air minum. Hamba sangatlah haus, ” iba Kakek itu. 

Bagende Endit yang mulai sejak tadi telah terasa jengkel jadi makin jengkel lihat kehadiran kakek tua itu. Tanpa ada sepata kata juga, ia keluar dari tempat tinggalnya lantas hampiri serta merampas tongkat sang kakek. Dengan tongkat itu, ia lalu memukuli kakek itu sampai babak belur serta jatuh tersungkur ke tanah. Lihat kakek itu tak telah tak berdaya lagi, Bagende Endit buang tongkat itu di samping kakek itu lantas bergegas masuk ke tempat tinggalnya. 

Sungguh malang nasib kakek tua itu. Bukannya air minum yang didapat dari janda itu tetapi penganiayaan. Sembari menahan rasa sakit di sekujur badannya, kakek itu berupaya mencapai tongkatnya untuk dapat bangkit kembali. Dengan sisa-sisa tenaga yang dipunyainya, kakek itu menancapkan tongkatnya di halaman rumah Bagende Endit. Demikian ia mencabut tongkat itu, mendadak air menyembur keluar dari sisa tancapan tongkat itu. Berbarengan dengan itu, kakek itu juga menghilang tak tahu ke mana. 

Makin lama semburan air itu makin besar serta deras. Beberapa warga juga berlarian meninggalkan desa itu untuk menyelamatkan diri. Disamping itu, Bagende Endit masih tetap ada didalam tempat tinggalnya akan menyelamatkan seluruhnya harta bendanya. Tanpa ada diakuinya, nyatanya air sudah menggenangi semua desa. Ia juga berupaya untuk menyelamatkan diri sembari berteriak meminta tolong. 

“Tolooong.... Toloong... Tolong saya! Saya tak dapat berenang! ” teriak Bagende Endit meminta tolong sembari menggendong suatu peti emas serta permatanya. 

Bagende Endit selalu berteriak sampai suaranya jadi parau. Tetapi tidak seseorang juga yang datang menolongnya lantaran semua warga sudah pergi meninggalkan desa. Janda kaya yang pelit itu tak dapat lagi menyelamatkan diri serta terbenam berbarengan semua harta kekayaannya. Makin lama, desa itu selalu tergenang air sampai pada akhirnya lenyap serta menjadilah suatu danau yang luas serta dalam. Oleh orang-orang setempat, danau itu dinamakan Situ Bagendit. Kata situ bermakna danau yang luas, sedang kata bagendit di ambil dari nama Bagende Endit.
Cerita Cindelaras

Cerita Cindelaras


Cerita Cindelaras

Kerajaan Jenggala di pimpin oleh seseorang raja yang bernama Raden Putra. Ia didampingi oleh seseorang permaisuri yang baik hati serta seseorang selir yang mempunyai karakter iri serta dengki. Raja Putra serta ke-2 istrinya tadi hidup didalam istana yang sangatlah megah serta damai. Sampai satu hari selir raja berencana suatu hal yang jelek pada permaisuri raja. Hal itu dikerjakan lantaran selir Raden Putra mau jadi permaisuri. 

Selir baginda lantas berkomplot dengan seseorang tabib istana untuk melakukan gagasan itu. Selir baginda berpura-pura sakit kronis. Tabib istana lantas selekasnya di panggil sang Raja. Sesudah mengecek selir itu, sang tabib menyampaikan bahwa ada seorang yang sudah menyimpan toksin pada minuman tuan putri. " Orang itu tidak lain yaitu permaisuri Baginda sendiri, " kata sang tabib. Baginda jadi murka mendengar penjelasan tabib istana. Ia selekasnya memerintahkan patih untuk buang permaisuri ke rimba serta membunuhnya. 

Sang Patih selekasnya membawa permaisuri yang tengah memiliki kandungan itu ke tengah rimba belantara. Namun, patih yang bijak itu tidak ingin membunuh sang permaisuri. Rupanya sang patih sudah tahu kemauan jahat selir baginda. " Tuan putri tak perlu cemas, hamba bakal melaporkan pada Baginda bahwa tuan putri telah hamba bunuh, " kata patih. Untuk mengelabui raja, sang patih melumuri pedangnya dengan darah kelinci yang ditangkapnya. Raja terasa senang saat sang patih melapor bila ia telah membunuh permaisuri. 

Sesudah sebagian bln. ada di rimba, sang permaisuri melahirkan seseorang anak laki-laki. Anak itu diberinya nama Cindelaras. Cindelaras tumbuh jadi seseorang anak yang cerdas serta tampan. Mulai sejak kecil ia telah berteman dengan binatang penghuni rimba. Satu hari, saat tengah asik bermain, seekor rajawali menjatuhkan sebutir telur ayam. Cindelaras lalu mengambil telur itu serta punya maksud menetaskannya. Sesudah 3 minggu, telur itu menetas jadi seekor anak ayam yang sangatlah lucu. Cindelaras pelihara anak ayamnya dengan rajin. Semakin hari anak ayam itu tumbuh jadi seekor ayam jantan yang gagah serta kuat. Namun ada satu yang aneh dari ayam itu. Bunyi kokok ayam itu tidak sama dengan ayam yang lain. " Kukuruyuk... Tuanku Cindelaras, tempat tinggalnya di dalam rimba, atapnya daun kelapa, ayahnya Raden Putra... ", kokok ayam itu 

Cindelaras sangatlah takjub mendengar kokok ayamnya itu serta selekasnya menunjukkan pada ibunya. Lantas, ibu Cindelaras menceritakan asal usul kenapa mereka hingga ada di rimba. Mendengar narasi ibundanya, Cindelaras berkemauan untuk ke istana serta memaparkan kejahatan selir baginda. Sesudah di izinkan ibundanya, Cindelaras pergi ke istana ditemani oleh ayam jantannya. Saat dalam perjalanan ada sebagian orang yang tengah menyabung ayam. Cindelaras lalu di panggil oleh beberapa penyabung ayam. " Mari, bila berani, adulah ayam jantanmu dengan ayamku, " tantangnya. " Baiklah, " jawab Cindelaras. Saat diadu, nyatanya ayam jantan Cindelaras bertarung dengan perkasa serta kurun waktu singkat, ia bisa menaklukkan lawannya. Sesudah sekian kali diadu, ayam Cindelaras tak terkalahkan. 

Berita perihal kehebatan ayam Cindelaras menyebar dengan cepat sampai hingga ke Istana. Raden Putra pada akhirnya juga mendengar berita itu. Lalu, Raden Putra menyuruh hulubalangnya untuk mengundang Cindelaras ke istana. " Hamba menghadap paduka, " kata Cindelaras dengan santun. " Anak ini tampan serta cerdas, kelihatannya ia bukanlah keturunan rakyat jelata, " pikir baginda. Ayam Cindelaras diadu dengan ayam Raden Putra dengan satu prasyarat, bila ayam Cindelaras kalah jadi ia bersedia kepalanya dipancung, namun bila ayamnya menang jadi 1/2 kekayaan Raden Putra jadi punya Cindelaras. 

Dua ekor ayam itu bertarung dengan gagah berani. Namun kurun waktu singkat, ayam Cindelaras sukses mengalahkan ayam sang Raja. Beberapa pemirsa bersorak sorai mengelu-elukan Cindelaras serta ayamnya. " Baiklah saya mengakui kalah. Saya bakal menepati janjiku. Namun, siapakah kau sesungguhnya, anak muda? " Bertanya Baginda Raden Putra. Cindelaras selekasnya membungkuk seperti membisikkan suatu hal pada ayamnya. Tak berapakah lama ayamnya selekasnya berbunyi. " Kukuruyuk... Tuanku Cindelaras, tempat tinggalnya di dalam rimba, atapnya daun kelapa, ayahnya Raden Putra..., " ayam jantan itu berkokok berkali-kali. Raden Putra terkejut mendengar kokok ayam Cindelaras. " Apakah benar itu? " Bertanya baginda keheranan. " Benar Baginda, nama hamba Cindelaras, ibu hamba yaitu permaisuri Baginda. " 

Berbarengan dengan itu, sang patih selekasnya menghadap serta menceritakan seluruhnya momen yang sesungguhnya sudah berlangsung pada permaisuri. " Saya sudah lakukan kekeliruan, " kata Baginda Raden Putra. " Saya bakal memberi hukuman yang setimpal pada selirku, " lanjut Baginda dengan murka. Lalu, selir Raden Putra juga di buang ke rimba. Raden Putra selekasnya memeluk anaknya serta mohon maaf atas kekeliruannya Kemudian, Raden Putra serta hulubalang selekasnya menjemput permaisuri ke rimba.. Pada akhirnya Raden Putra, permaisuri serta Cindelaras bisa berkumpul kembali. Sesudah Raden Putra wafat dunia, Cindelaras menukar kedudukan ayahnya. Ia memerintah negerinya dengan adil serta bijaksana.
Cerita Sultan Domas yang Baik Hati

Cerita Sultan Domas yang Baik Hati

Cerita Sultan Domas yang Baik Hati
Dahuiu saat di Kota Lampung ada suatu desa di tepi sungai. Saat ini desa itu terdapat di Kota Sukadana, Lampung Tengah. Pekerjaan orang-orangnya sehari-hari adalah bertani serta berkebun. Desa itu cukup ramai. Alkisah di desa yang ramai itu hiduplah seseorang pemuda bernama Domas yang tinggal di gubuk tua. Pemuda itu sangatlah miskin, ia senantiasa dihina oleh orang-orang setempat, karenanya ia tidak sering keluar untuk berbaur dengan masyarakat. Pekerjaan setiap harinya cuma mamancing di kali yang dekat dengan gubuknya. 

Walaupunpiun ia senantiasa dihina serta diejek oleh beberapa masyarakat setempaf, Domas tidak pernah sedikitpun membenci mereka yang mengejeknya. Bahkan juga waktu sepulang dari mencari kayu bakar ia terperanjat waktu menjumpai gubuknya telah terbakar musnah. 

Domas tidak tahu kenapa beberapa orang tega membakar gubuknya, walau sebenarnya ia cuma mempunyai gubuk tua itu. Nyaris saja Domas putus harapan sampai satu malam ia punya mimpi didatangi kakek tua berjanggut putih. Dalam mimpinya, kakek tua itu memintanya supaya pergi ke arah selatan serta mencari sungai yang dikelilingi pohon-pohon besar. Lalu Domas disuruhnya menetap disana untuk buka pertanian. 

Domas terheran-heran kenapa ia dapat punya mimpi sekian, pada akhirnya sesudah membulatkan kemauan, ia pergi juga meninggalkan kampung halamannya menuju tempat yang jauh itu seperti dalam mimpinya. Nyatanya perjalanannya tidak gampang, berulang-kali ia memperoleh halangan baik serangan dari hewan- hewan buas ataupun makhluk halus, tetapi ia sukses melalui seluruhnya dengan selamat sampai pada akhirnya sampailah ia ditempat yang dituju. la berhenti di suatu rimba lebat serta temukan suatu sungai yang besar dengan airnya yang jernih yang seputarnya ada pohon-pohon besar. 

Lalu Domas mencari kayu-kayu di sekelilingnya untuk membangun rumah di pinggir sungai besar itu yang saat ini lebih di kenal dengan nama sungai Way Sekampung. Sesudah Domas membangun rumah, ia lantas menebang kayu-kayu untuk jadikan tempat pertanian. Saat ini Domas melakukan setiap harinya dengan penuh semangat serta rasa senang. 

Satu hari ia lakukan semedi sampai ketika bertapa pada larut malam itu ia mendengar nada gaib memangilnya, " Hei anak muda! Saya yaitu makhluk titisan dari langit, saat ini kau bakal mempunyai pengetahuan sakti serta terimalah pedang serta tongkat kayu yang berupa ular ini, gunakan dengan baik " ucap nada gaib itu seraya menghilang. 

Domas lalu buka matanya serta temukan sebilah pedang serta tongkat kayu di sebelahnya, ia juga mengucap sukur. 

 " Terima kasih Tuhan atas semuanya, ijinkan saya jadi manusia yang bermanfaat, " ucapnya lirih. 

Bersamaan berjalannya saat, rimba yang dahulunya sepi itu saat ini perlahan-lahan jadi ramai, beberapa orang yang berdatangan untuk mencari kayu maupun mencari ikan di sungai yang besar itu. 

Saat ini Domas jadi sosok yang tidak sama, ia mulai terpandang dengan kebaikannya sampai namanya ditambah jadi Sultan Domas. la senantiasa membantu beberapa orang yang terserang binatang buas serta beberapa macam pertolongan yang lain yang ia berikanlah tanpa ada rasa pamrih. 

Tetapi tak selama-lamanya kebaikan dibalas dengan kebaikan, rupanya ada saja beberapa orang yang pernah ditolong Sultan Domas itu mau berbuat jahat kepadanya. Mereka mau merebut sebilah pidang serta tongkat kayu sakti punya Sultan Domas. 

Satu hari waktu Sultan Domas pergi ke sungai mencari ikan, datanglah lima orang jahat masuk tempat tinggalnya untuk mengambil sebilah pedang serta tongkat kayu yang ada didalam rumah Sultan Domas. 

Sesudah mereka temukan pedang serta tongkat itu, mereka punya maksud membakar rumah Sultan Domas, tetapi korek api yang mereka bawa tak dapat dinyalakan hingga pada akhirnya mereka tidak jadi membakar rumah itu. Lantas mereka bergegas keluar lewat pintu depan, tetapi alangkah terkejutnya waktu mereka lihat ular besar bakal menerkam mereka. 

Pada akhirnya mereka mengambil keputusan melalui pintu belakang tetapi disana juga mereka dijemput buaya yang sangat besar yang akan menerkam mereka dengan buasnya. 

Mereka tak dapat keluar hingga pada akhirnya Sultan Domas datang, mereka sangatlah takut serta cemas sekali. Awalannya Sultan Domas terperanjat waktu lihat ada lima orang ada didalam tempat tinggalnya, tetapi ia selekasnya kuasai dianya tidak untuk geram, ia jadi berbuat baik serta ramah pada lima orang penjahat itu, " Hai Tuan-tuan ini ada apa berkunjung ke rumahku? Duduklah. " seru Sultan Domas ramah sembari menyalami mereka satu per satu. 

Tetapi ke lima penjahat itu diam saja, mereka sangatlah takut tetapi sesudah berjabatan dengan tengan Sultan Domas, mendadak saja mereka dapat bicara, " Ng... Ng... Anu... kami cuma..., " ucap mereka gugup. 

Sultan Domas tersenyum, " Ah sudahlah, hari telah mendekati malam. Tuan-tuan ini bermalam saja di rumahku, " kata Sultan Domas tawarkan dengan tulus. Ke lima penjahat itu sama-sama berpandangan serta pada akhirnya mengangguk. Pada akhirnya nereka bermalam semalam serta esoknya pulang. 

Sesudah pulang mereka menebarkan pada orang-orang luas bahwa di pinggir sungai besar itu ada seseorang yang sangatlah sakti nan baik hati juga ramah sampai pada akhirnya beberapa orang yang mau buka tempat pertanian di seputar tempat sultan Domas itu. Sekian waktu lalu lama kelamaan daerah di tepi sungai itu jadi perkampungan yang ramai serta sejahtera serta Sultan Domas diangkat jadi pemimpin di kampung itu.